Laju reaksi adalah kecepatan suatu reaktan bereaksi sampai habis. Fenomena laju reaksi banyak terjadi disekitar kita, baik fenomena alam ataupun fenomena sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu melarutkan gula dengan air panas dan air dingin. Melarutkan gula dengan air panas akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan air dingin. Hal itu disebut dengan cepat lambat laju reaksi.
Lalu apa yang mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi? dan Apa sebenarnya laju reaksi?
Untuk mengetahui lebih jelas tentang laju reaksi, berikut ini kami akan menjelaskan secara lengkap tentang pengertian laju reaksi, faktor yang mempengaruhi laju reaksi, rumus laju reaksi dan contoh soal laju reaksi dengan penjelasan terlengkap.
Baca Juga : Hidrokarbon dan Penjelasannya
Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan maupun produk per satu satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reakdi yang dihasilkan tiap detik reaksi.
Molaritas merupakan ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutannya yang disimbolkan dengan [X].
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dimisalkan persamaan kimia laju reaksi adalah sebagai berikut:
aA + bB → cC + dD
Sedangkan, laju reaksi dalam suatu sistem dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi
A, B, C, dan D adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi
[A], [B], [C], dan [D] adalah konsentrasi zat-zat tersebut.
Jika bertambah waktu jumlah molekul reaktan A dan B maka akan berkurang dan jumlah molekul produk C dan D akan bertambah.
Hukum laju reaksi menyatakan sebuah persamaan yang memperlihatkan keterkaitan atau hubungan antara laju reaksi tertentu dengan konsentrasi pereaksinya.
Baca Juga : Larutan ELektrolit dan Non Elektrolit Serta Penjelasannya
Faktor Pengaruh Laju Reaksi
Laju reaksi memiliki nilai yang berbeda-beda akibat adanya beberapa hal yang mempengaruhi nilai laju reaksi. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi, antara lain:
Konsentrasi pereaksi/reaktan
Semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin banyak jumlah partikel reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi pula frekuensi terjadinya tumbuhan dan lajuanya meningkat. Contohnya pada reaksi korosi besi di udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara dengan kelembabannya lebih tinggi (konsentrasi reaktan H2O tinggi).
Luas permukaan
Reaksi juga dapat terjadi jika zat reaktan saling bersentuhan atau bercampur. Jika luas permukaan reaktan besa, maka bidang sentuhnya juga semakin besar, sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat. Contohnya jika zat reaktan berupa serbuk, maka reaksi akan berjalan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan zat reaktan berupa kepingan.
Temperatur
Jika temperatur meningkat, maka laju reaksi akan lebih cepat terjadi. Hal ini karena semakin tinggi temperatur maka energi kinetik partikel yang bertumbukan akan meningkat sehingga akan sering terjadi tumbukan.
Jika v0 adalah laju reaksi awal, va adalah laju reaksi akhir, t1 adalah lama reaksi pada suhu T1⁰C, t2 adalah lama reaksi pada suhu T2⁰C, dan ∆T adalah besar perubahan suhu sehingga laju reaksi menjadi ‘a’ kali laju semula, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Katalis
Jika pada suatu reaksi ditambah dengan suatu katalis, maka energi aktivitasi akan menurun sehingga reaksi terjadi lebih cepat karena adanya zat-zat yang bereaksi lebih muda melebihi energi aktivasi. Pada umumnya, katalis akan bereaksi namun akhirnya reaksi akan terbentuk kembali.
Baca Juga : Sel Volta dan Penjelasannya
Rumus Laju Reaksi
Laju atau kecepatan pada sebuah reaksi dapat dinyatakan menggunakan hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan, persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
v = k [A]x [B]y
untuk reaksi
aA + bB → cC + dD
Keterangan, nilai x (orde reaksi A), y (orde reaksi B), konstanta laju reaksi (k) yang didapatkan dari percobaan dan bukan nilai koefisien reaksi yang stoikiometris.
Sedangkan rumus yang digunakan laju reaksi merupakan persamaan Arrhenius yang ditemukan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1889 yang menyatakan hubungan antara konstanta laju reaksi, suhu, energi aktivasi dan faktor tumbukan molekul dalam senyawa tersebut.
Terdapat dua macam persamaan Arrhenius, penggunaan persamaan tersebut tergantung dari data Ea (energi aktivasi) yang dimiliki. Berikut kedua persamaan tersebut:
Keterangan:
k = konstanta laju reaksi
A = factor tumbukan, atau konstanta factor eksponensial yang berkaitan dengan frekuensi tumbukan partikel
Ea = energi aktivasi (satuan J/mol pada persamaan 1 dan Joule pada persamaan 2)
R = konstanta gas ideal
kB = konstanta Boltzmann
Baca Juga : Korosi dan Penjelasannya
Contoh Soal Laju Reaksi
Suatu reaksi kimia yang berlangsung pada suhu 30°C memerlukan waktu 40 detik. Setiap kenaikan suhu 10°C, reaksi akan lebih cepat dua kali dari semula. berapakah waktu yang diperlukan jika suhu dinaikkan menjadi 50°C.
Penyelesaian:
Baca Juga: Senyawa Karbon dan Penjelasannya
Demikian artikel mengenai Laju Reaksi dan Penjelasannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.