Pengertian Kingdom Archaebacteria – Ciri-Ciri, Klasifikasi Kingdom Archaebacteria dengan Penjelasannya

Posted on

Berdasarkan susunan sel, tingkatan dan cara hidup makhluk hidup dalam memenuhi makanannya, Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam 5 kingdom, yaitu Protista, Fungi, Monera, Animalia dan Plantae. Selanjutnya kingdom Monera dipecah menjadi kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Setelah sebelumnya kita membahas tentang Eubacteria, pada kesempatan kali ini kita kan membahas tentang Kingdom Archaebacteria secara lengkap, meliputi pengertian Kingdom Archaebacteria, ciri-ciri Kingdom Archaebacteria, macam-macam Kingdom Archaebacteria dan penjelasannya.

Baca Juga : Klasifikasi Makhluk Hidup 6 Kingdom

Pengertian Kingdom Archaebacteria

Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “archaio” (Kuno) dan “bacteria” (bakteri). Maka dapat disimpulkan, istilah Archaebacteria merupakan jenis bakteri kuno karena sebagian besar jenis organisme ini tinggal di tempat ekstrim.

Jenis bakteri ini dapat hidup di tempat ekstrim seperti di daerah sumber air panas dengan suhu temperatur 92ᴼC, namun ada juga yang hidup di tempat bersuhu dingin dan hampir beku di Antartika. Selain itu, bakteri Archaebacteria juga ditemukan pada tempat berkadar asam atau dengan kadar garam sangat tinggi.

Archaebacteria merupakan organisme uniseluler (bersel satu) yang mampu hidup di lingkungan ekstrim. Antara Archaebacteria dan Eubakteria memiliki kesamaan pada bagian sel penyusunnya yaitu sel prokariotik. Keduanya juga memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal fisiologi dan biokimia.

Baca Juga : Pengertian Kingdom Eubacteria

Ciri-Ciri Kingdom Archaebacteria

  • Merupakan bakteri bersel satu (uniseluler)
  • Archaebacteria mengandung asam nukleat yaitu RNA
  • Membran sel tersusun oleh lemak, yaitu ikatan eter dan unit isoprene
  • Ukuran sekitar 1/10 mikrometer hingga >15 mikrometer
  • Tinggal di tempat ekstrim
  • Tahan disuhu 1000°C dan 212°F
  • Bertahan di lingkungan sangat asam
  • Sel bersifat prokariotik
  • Lipida bercabang pada membran sel
  • Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein
  • Tidak memiliki RE (Retikulum Endoplasma), mitokondria, lisosom dan badan golgi
  • Ribosom mengandung RNA polymerase
  • Berreproduksi dengan pembentukan tunas, membelah diri dan fragmentasi
  • Hidup berkoloni dan soliter
  • Beberapa jenis Archaebacteria memiliki flagela untuk bergerak

Baca Juga : Macam-Macam Perkembangbiakan Generatif pada Hewan

Klasifikasi Kingdom Archaebacteria

Klasifikasi berdasarkan Filum

Kingdom Archaebacteria dibagi menjadi 5 filum, yaitu:

  • Crenarchaeota, merupakan bakteri yang banyak ditemukan di lingkungan laut. Jenis bakteri Crenarchaeota masuk dalam jenis bakteri hyperthermophiles, thermophiles, dan thermoacidophiles.
  • Euryarchaeota, merupakan bakteri yang sering di teliti. Jenis bakteri Euryarchaeota termasuk dalam jenis bakteri halophiles dan metanogenik.
  • Thaumarchaeota, merupakan ammonia-oksidadi dan metabolisme energy.
  • Nanoarchaeota, merupakan anggota perwakilan tunggal nanoarchaeum equitans.
  • Korarchaeota, terdiri dari hyperthermophiles yang biasanya ditemukan di suhu lingkungan tinggi.

Baca Juga : Faktor Eksternal Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Klasifikasi berdasarkan metabolisme dan habitatnya

Berdasarkan metabolisme dan habitatnya, bakteri berdasarkan metabolisme dan habitatnya dibagi menjadi 3 kelompok.

Metanogen

Metanogen merupakan kelompok bakteri Archaebacteria yang mereduksi karbondioksida (CO2) menjadi air (H2O) dan metana (CH4) menggunakan hidrogen (H2). Bakteri Metanogen bersifat kemosintetik dan anaerobik.

Bakteri ini memiliki habitat di rawa, tempat berlumpur dan tempat dengan sedikit oksigen. Namun ada juga spesies yang hidup dan bersimbiosis di dalam perut maupun saluran pencernaan hewan ruminansia, seperti pada sapi dan herbivora lain sebagai agen untuk fermentasi selulosa.

Metanogen mendapatkan makanan dengan membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati untuk menghasilkan gas metana. Contoh metanogen, antara lain: Methanothermus fervidus, Methanosphaera stadtmanae, Methanocaldococcus jannaschii, Metanolinea mesophila, Methanomicrobium mobile, Methanotorris igneus, Methanofollis aquaemaris, Methanoculleus chikugoensis, Metanogenium marisnigri dan lain-lain.

Baca Juga : Perkembangbiakan Tumbuhan Vegetatif

Termofil ekstrim (termoasidofilik)

Termofil ekstrim (termoasidofilik) merupakan jenis organisme Archaebacteria yang berhabitat di lingkungan bersifat asam dan suhu panas dengan maksimum suhu 60-80ᴼC. Termoasidofilik hidup dengan mengoksidasi air yang mengandung sulfur di dekat lubang hidrotermal di laut bawah.

Contoh organisme termoasidofilik yang hidup di mata air panas bersulfur adalah Sulfolobus sp. , dan Thermus aquaticus merupakan organisme yang hidup di air dengan suhu 105ᴼC di dekat lubang hidrotermal di laut dalam.

Halofil ekstrem (halofilik)

Halofil ekstrem (halofilik) merupakan jenis organisme Archaebacteria bersifat heterotrof yang hidup di lingkungan asin dengan kadar garam tinggi seperti di laut mati atau Great Salt Lake (danau garam di Amerika). Untuk mendapatkan energi, Halofilik melakukan respirasi aerobik dan ada juga yang berfotosintesis.

Contoh Halofil ekstrim : Genus Halobacterium, Halobacterium, Halococcus, Halogeometricum borinquense, Haloferax volcanii, Haloterrigena turkmenica, Halococcus dombrowskii, Halorubrum kocurii, Halobacterium salinarum, Haloarcula marismortui dan lainnya.

Baca Juga : Adaptasi Tumbuhan

Reproduksi Kingdom Archaebacteria

Archaebacteria berreproduksi secara aseksual yaitu melalui fragmentasi dan pembentukan tunas. Dimana potongan sel akan pecah dan pemutusan sebagian anggota tubuh dan selanjutnya membentuk sel baru, lalu memproduksi organisme identiks secara genetik. Selain itu, Archaebacteria juga dapat berreproduksi melalui pembelahan biner yaitu sel induk akan membelah menjadi dua sel, empat sel atau seterusnya yang identik secara genetiknya.

Baca Juga : Hewan Vertebrata

Peran Kingdom Archaebacteria dalam Kehidupan Manusia

Kingdom Archaebacteria memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa manfaat dan peran kingdom Archaebacteria bagi kehidupan manusia:

  • Beberapa enzim archaebacteria seperti A.oryzae, Aspergillus niger, A. niger, Bacillus coagulans, pada industri makanan bermanfaat untuk mengubah pati jantung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
  • Beberapa jenis spesies archaebacteria seperti Achromobacter (Alcaligenes), Pseudomonas, Arthrobacter dan Acinetobacter, dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pencemaran.
  • Penambahan enzim archaebacteria seperti Streptococcus bovis, Bacillus stearothermophilus dan B.Lactobacillus plantarum, pada deterjen atau sabun cuci bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan pH dan suhu tinggi.

Baca Juga : Jenis Adaptasi Makhluk Hidup

Demikian artikel mengenai Pengertian Kingdom Archaebacteria. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.