Zat Aditif – Pengertian, Fungsi, Macam-Macam dan Dampak Penggunaan Zat Aditif TERLENGKAP

Posted on

Zat aditif merupakan salah satu zat yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang bertujuan untuk memperbaiki penampilan, penguat rasa, aroma dan menambah umur simpan. Sebenarnya Zat aditif sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik oleh masyarakat desa ataupun kota, juga oleh banyak perusahaan-perusahaan makanan dan minuman.

Zat aditif dibedakan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Zat aditif alami bahan dasarnya berasal dari alam, sedangkan zat aditif sintetis bahan dasarnya berasal dari bahan kimia, biasanya zat aditif kimia dapat menimbulkan efek samping. Lalu apa sebenarnya pengertian zat aditif? Apa saja efek samping penggunaan zat aditif?

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang zat aditif. Dibawah ini akan dijelaskan secara lengkap tentang zat aditif meliputi pengertian zat aditif, fungsi zat aditif, macam-macam zat aditif dan dampak penggunaan zat aditif dengan penjelasan terlengkap.

Pengertian Zat Aditif

Zat Aditif adalah zat yang ditambahkan kedalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil pada saat proses pembuatannya. Tujuan penambahan zat aditif untuk memperbaiki penampilan, sebagai penguat rasa, tekstur, aroma, memperpanjang daya simpan produk serta meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.

Menurut Permenkes RI No.329, Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Zat aditif atau Bahan Tambahan Pangan (BPT) diartikan sebagai bahan tambahan yang dicampurkan pada proses pengolahan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, sifat dan bentuk pangan.

Menurut Undang-Undang RI no 7 tahun 1996, Zat aditif atau BPT adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan bagian dari bahan baku campuran namun ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, seperti pewarna, pengawet, penyedap rasa, pemucat, dan pengental.

Menurut Belitz (2009), Zat aditif adalah suatu zat atau campuran dari beberapa zat yang ditambahkan ke dalam makanan baik pada saat proses produksi, pemrosesan, pengemasan maupun penyimpanan dan bukan sebagai bahan baku dari makanan tertentu.

Di Indonesia penggunaan zat aditif diatur oleh Departemen Kesehatan, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

Umumnya zat aditif yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah garam, cuka, gula dan rempah-rempah atau biasa dikenal dikenal dengan bumbu dapur. Berdasarkan jenisnya, zat aditif dibagi menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan (sintetis).

Zat aditif alami bahan dasarnya berasal dari alam, biasanya penambahan zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping dan aman digunakan dalam jumlah besar. Contohnya, jahe, gula aren, asam, kunyit, daun pandan dan daun suji.

Sedangkan zat aditif sintetis bahan dasarnya berasal dari bahan kimia, biasanya zat aditif kimia dapat menimbulkan efek samping jika diberikan dalam jumlah besar. Contohnya seperti formalin, Monosodium Glutamat (MSG), sakarin dan boraks.

Fungsi Zat Aditif

Ada banyak fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan dan minuman, antara lain untuk:

  • Menguatkan rasa,
  • Meningkatkan kandungan gizi,
  • Memperbaiki penampilan produk,
  • Penambah aroma,
  • Menambah umur simpan produk,
  • Menjaga kualitas dan tekstur pada makanan.

Terdapat beberapa penggunaan zat aditif yang ditambahkan pada makanan dan minuman, seperti penambahan pewarna, pemutih, pengawet, pemutih, pengembang, penggumpal dan pengertas.

Macam-Macam dan Manfaat Zat Aditif

Berikut ini beberapa jenis zat aditif yang umumnya ditambahkan dalam bahan pangan lengkap dengan fungsi dan mangaatnya. Zat-zat tersebut diantaranya seperti zat pewarna, zat pemanis, zat pengawet, zat penyedap rasa, dan zat pemberi aroma.

Zat Pewarna

Zat pewarna bertujuan memberikan warna pada makanan atau minuman agar terlihat lebih menarik. Bahan pewarna biasanya digunakan karena kadang warna bahan yang pakai sebagai bahan baku dapat luntur pada saat melalui proses pengolahan. Karena itulah perlu diberi zat pewarna dan digunakan dalam industri makanan dan minuman.

Pewarna alami biasanya didapatkan dari bahan-bahan alami seperti warna kuning dari kunyit, warna hijau dari daun suji dan daun pandan, warna merah dari buah naga dan lain sebagainya. Penggunaan bahan alami sebagai zat pewarna tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi manusia, namun warna yang dihasilkan biasanya tidak terlalu cerah dan cepat pudar.

Karena itulah, biasanya untuk industri lebih sering menggunakan warna sintetis karena memiliki warna yang lebih kuat dan tahan lama. Namun, jika penggunaan zat pewarna digunakan dalam jumlah banyak dapat menimbulkan efek samping yang dapat menimbulkan penyakit. Contoh pewarna sintetis seperti warna kuning FCF dan warna hijau FCF.

Zat Pemanis

Zat pemanis ditambahkan ke dalam makanan dan minuman yang bertujuan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.

Pemanis alami didapatkan dari tumbuhan yaitu glukosa dari buah-buahan, fruktos dari madu dan fruktosa dari tenu. Sedangkan pemanis buatan atau sintetis yaitu sakarin, aspartam, natrium siklamat dan dulsin.

Zat Pengawet

Zat pengawet ditambahkan bertujuan untuk membuat makanan dan minuman dapat tahan lebih lama atau lebih awet. Pemberian pengawet akan membuat rasa dan bau makanan atau minuman tidak berubah dan tetap segar.

Zat pengawet dibagi menjadi dua yaitu pengawet alami dan pengawet buatan. Contoh pengawet alami seperti gula dan garam dapur. Garam dapur biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan atau daging agar tidak mudah busuk. Sedangkan contoh pengawet buatan seperti asam sitrat, asam cuka dan natrium propionat. Dibawah ini beberapa daftar nama pengawet buatan atau kimia, antara lain:

[table id=30 /]

Zat Penyedap Rasa

Zat penyedap rasa ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa pada makanan atau minuman agar memberikan rasa nikmat yang berlebih. Penyedap rasa dibagi menjadi dua, yaitu penyedap rasa alami dan penyedap rasa buatan.

Contoh penyedap rasa alami biasa ditemukan di dapat seperti bawang putih, bawang merah, jeruk nipis, merica, pala dan sebagainya. Sedangkan penyedap rasa buatan atau sintetis contohnya Monosodium Glutamat (MSG) Garam inosinat, Garam Guaniatatau lebih dikenal dengan sebutan mecin.

Zat Pemberi Aroma

Zat pemberi aroma ditambahkan pada makanan dan minuman yang bertujuan untuk memberikan aroma khas. Zat pemberi aroma dibagi menjadi dua yaitu zat pemberi aroma alami dan sintetis.

Zat pemberi aroma alami seperti bunga melati, vanilin, dan cengkeh. Sedangkan zat pemberi aroma sintetis seperti etil butirat (aroma nanas), amil kaproat (aroma apel), ekstrak vanilin (aroma vanilin), dan metil antranilat (aroma buah anggur).

Dampak Penggunaan Zat Aditif

Batas maksimum penggunaan zat aditif pada makanan dan minuman telah di tentukan oleh BPOM. Bagi produsen yang melanggar ketentuan tersebut, maka dapat dijatuhi sanksi berupa peringatan tertulis hingga pencabutan ijin edar produk.

Untuk memastikan zat aditif pada makanan tidak memiliki efek bahaya, maka ditetapkan jumlah asupan harian yang layak dikonsumsi (Acceptable Daily Intake/ADI).

Bagi kebanyakan orang, zat aditif pada makanan dalam jumlah aman tidak menyebabkan efek samping. Namun bagi sebagian orang, jumlah aman tersebut dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti sakit perut, mual, diare, batuk pilek, gatal-gatal, ruam kulit dan sebagainya setelah mengkonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan zat aditif. Efek samping tersebut biasanya terjadi jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap zat aditif tertentu.

Baca Juga : Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya Lengkap

Berikut ini beberapa zat aditif yang diduga memiliki efek samping bagi kesehatan, antara lain:

  • Asam benzoat pada produk jus buah
  • Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol pada makanan
  • Maltodextrin
  • Monosodium glutamate (MSG)
  • Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya
  • Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan
  • Pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose

Untuk melindungi dari dari efek samping kelebihan zat aditif pada makanan atau minuman, seseorang yang memiliki riwayat alergi atau intoleransi makanan harus lebih cerman dan meneliti dafatar bahan pada label kemasan.

Jika muncul reaksi atau keluhan setelah mengkonsumsi produk yang dikonsumsi, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Jika perlu, bawa makanan atau minuman yang menjadi penyebabnya.

Demikian artikel mengenai Pengertian Zat Aditif dengan Penjelasan Lengkap . Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.