Zat Adiktif – Pengertian, Jenis dan Dampak Penggunaan Zat Adiktif Dengan Penjelasan Terlengkap

Posted on

Zat adiktif adalah zat yang jika dikonsumsi dapat memicu ketergantungan yang sulit dihentikan. Zat adiktif sering dikaitkan dnegan narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya. Padahal, tidak semua zat adiktif termasuk obat-obatan terlarang, karena nyatanya zat adiktif juga dapat ditemukan pada makanan dan minuman yang sehari-hari kita konsumsi, seperti teh dan kopi.

Ketika sudah kecanduan zat-zat ini, tubuh merasa ingin menggunakan terus-menerus. Jika tidak mengkonsumsi tubuh akan merasa cepat lelah bahkan dapat merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif narkotika, dan zat adiktif psikotropika. Lalu Apa Perbedaan Ketiganya? Untuk mengetahui perbedaannya dibawah ini merupakan penjelasan lengkap tentang zat adiktif meliputi pengertian zat adiktif, jenis-jenis zat adiktif, dampak penggunaan zat adiktif dan upaya pencegahan penggunaan zat adiktif terlarang lengkap dengan penjelasannya.

Baca Juga : Pengertian Zat Aditif dengan Penjelasan Lengkap

Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat yang jika dikonsumsi organisme dapat memicu kerja biologi dan menimbulkan ketergantungan yang sulit dihentikan. Jika sudah kecanduan zat ini, tubuh selalu ingin menggunakannya terus menerus dan jika tidak mengkonsumsi zat ini biasanya tubuh akan merasa cepat lelah hingga merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif narkotika, dan zat adiktif psikotropika. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis-jenisnya.

Jenis Zat Adiktif

Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika

Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika adalah zat adiktif yang menghasilkan reasi biologis pada tubuh namun tidak sampai menghilangkan kesadaran penggunanya. Umumnya zat ini hanya mempengaruhi kerja tubuh seperti meningkatkan kewaspadaan, melemaskan otot, maupun sebagai anti depresan ringan.

Terdapat beberapa jenis produk yang mengandung zat ini dijual bebas seperti kafein pada teh dan kopi. Namun ada juga beberapa produk yang dijual dengan aturan yang cukup ketat seperti nikotin pada rokok dan nikotin. Dibawah ini penjelasannya.

Kafein
Zat adiktif yang mengandung kafein seperti teh dan kopi yang dapat membuat seseorang mengalami ketergantungan. Kopi mengandung kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh. Namun teh juga memiliki kandungan zat adiktif lain berupa theine, teofilin, dan teobromin dengan jumlah sedikit.

Namun kopi dan teh masih aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Teh dan kopi memiliki manfaat bagi kesehatan seperti mencegah penyakit parkinson, kanker usus, kanker lambung dan kanker paru-paru. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, teh dan kopi juga memberikan efek samping seperti rasa nyeri perut, magh dan asam lambung.

Nikotin
Zat adiktif yang mengandung nikotin contohnya pada rokok. Rokok mengandung zat adiktif yang membuat penikmatnya mengalami kecanduan serta menyebabkan tekanan darah tinggi.

Selain mengandung nikotin, rokok juga mengandung TAR yang berbahaya bagi tubuh seperti membuat gigi menjadi hitam dan memicu kanker paru-paru.

Alkohol
Alkohol murni berupa zat adiktif cair tidak berwarna namun berbabu karena diekstraksi dari buah. Dalam jumlah kecil alkohol dapat merangsang semangat dan menyegarkan tubuh, namun jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat memperlambat reaksi tubuh.

Minuman beralkohol tinggi dapat menyebabkan ketagihan hingga ketergantungan. Saat terpapar alkohol, sistem saraf dapat terganggu dan menyebabkan masalah kesehatan fisik maupun psikologis, seperti mudah marah dan mudah tersinggung.

Secara fisik, zat adiktif pada alhokol dapat memberikan efek samping jangka panjang seperti kerusakan otak. Selain itu ketergantungan alkohol juga meningkatkan risiko tubuh mengalami kerusakan jantung, hati dan pakreas.

Zat Adiktif Narkotika

Zat adiktif narkotika adalah zat adiktif yang peredarannya dilarang di seluruh dunia dan bertentangan hukum karena berbahaya bagi kesehatan. Contoh zat adiktif yang termasuk narkotika seperti sabu-sabu, opium, kokain, ganja, heroin, amfetamin, dan lain-lain.

Jika dikonsumsi, Zat adiktif dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, kehilangan rasa, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan parah. Zat adiktif bisa didapatkan dalam bentuk alami dan bukan alami, selain itu zat tersebut dapat disintetiskan menjadi bahan yang lebih kuat.

Sebenarnya, narkotika berstatus legal yang bisa digunakan pada dunia medis yaitu sebagai obat bius pada pasien yang akan dioperasi, namun dengan dosis dan sesuai panduan.

Namun saat ini banyak terjadi penyalahgunaan narkotika yang dapat memberikan efek rasa sakit yang luar biasa saat mengkonsumsinya. Hal ini yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan sehingga merasa ingin menggunakan narkotika secara terus menerus.

Zat Adiktif Psikotropika

Zat adiktif psikotropika adalah zat yang mengandung psiko aktif yang dapat mempengaruhi mental dan fisik seseorang. Psikotropika juga termasuk golongan zat yang dilarang dalam undang-undang.

Umumnya pengguna psikotropika akan mengalami perubahan mental dan perilaku karena zat ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat yang menimbulkan kelainan perilaku. Kecanduan psikotropika dapat mengalami efek samping seperti halusinasi, ilusi, gangguan berpikir dan perubahan perasaan.

Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan, yaitu psikotropika golongan I, golongan II, golongan III dan golongan IV.

  • Psikotropika golongan I memiliki potensi sangat kuat yang menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan sebagai obat. Contohnya: ekstasi/MDMA (metil dioksimetamfetamin), LSD (Lysergic acid diethylamide) dan STP/DOM (dimetoksi alpha dimetilpenetilamina).
  • Psikotropika golongan II memiliki potensi kuat yang menyebabkan ketergantungan dan sangat terbatas digunakan sebagai obat. Contohnya: amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin dan ritalin.
  • Psikotropika golongan III memiliki potensi sedang yang menyebabkan ketergantungan dan biasanya digunakan sebagai obat. Contohnya: pentobarbital dan flunitrazepam.
  • Psikotropika golongan IV memiliki potensi rendah yang menyebabkan ketergantungan dan sering digunakan sebagai obat. Contohnya : diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam dan nitrazepam.

Baca Juga : Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya Lengkap

Dampak Penggunaan Zat Adiktif

Dibawah ini merupakan beberapa efek jangka pendek dan efek jangka panjang dampak penggunaan zat adiktif, antara lain:

Dampak penggunaan heroin, morfin, opium dan kodein

Efek jangka pendek:

  • Menghilangkan rasa nyeri,
  • Mengurangi ketegangan,
  • Menimbulkan rasa nyaman,
  • Menimbulkan perasaan seperti mimpi dan mengantuk.

Efek jangka panjang:

  • Menyebabkan sembelit,
  • Menyebabkan gangguan siklus menstruasi,
  • Menyebabkan impotensi,
  • Menyebabkan overdosis,
  • Menimbulkan ketergantungan,
  • Hingga menyebabkan tertular HIV/AIDS jika penggunaannya menggunakan jarum suntik.

Dampak Penggunaan Ganja

Efek jangka pendek:

  • Menimbulkan rasa cemas,
  • Menimbulkan hasusinasi,
  • Menimbulkan rasa gembira,
  • Menyebabkan perubahan perasaan,
  • Menyebabkan seseorang banyak bicara,
  • Menyebabkan seseorang bisa tertawa terbahak-bahak,
  • Meningkatkan denyut jantung,
  • Mata merah, mulut dan tenggorokan kering.

Efek jangka panjang:

  • Menyebabkan daya pikir berkurang,
  • Menyebabkan motivasi belajar berkurang drastis,
  • Menyebabkan penyakit radang paru-paru,
  • Menyebabkan daya tahan tubuh menurun,
  • Menyebabkan gangguan sistem peredaran darah.

Dampak Penggunaan Kokain

Efek jangka panjang:

  • Meningkatkan kepercayaan diri,
  • Menjadi banyak bicara,
  • Rasa lelah hilang,
  • Kurang tidur,
  • Berhalusinasi.

Efek jangka panjang:

  • Kekurangan gizi,
  • Menyebabkan anemia,
  • Kerusakan pada hindung,
  • Menyebabkan gangguan mental dan kejiwaan.

Dampak Penggunaan Ekstasi/MDMA dan sabu (metamfetamin)

Efek jangka panjang:

  • Tidak ada rasa mengantuk,
  • Perasaan gembira,
  • Rasa nyaman,
  • Kepercayaan diri meningkat,
  • Menimbulkan rasa tidak enak,
  • Nafsu makan berkurang,
  • Jantung berdebar,
  • Tekanan darah meningkat.

Efek jangka panjang:

  • Kekurangan gizi,
  • Menyebabkan gangguan kejiwaan,
  • Pecah pembuluh darah otak yang menyebabkan stroke, gagal jantung dan kematian.

Dampak Penggunaan Inhalansia

Efek jangka pendek:

  • Kekurangan oksigen,
  • Menyebabkan halusinasi,
  • Menimbulkan ilusi.

Efek jangka panjang:

  • Menyebabkan kerusakan paru-paru,
  • Menyebabkan penyakit paru-paru,
  • Menyebabkan penyakit jantung,
  • Menyebabkan penyakit ginjal,
  • Menyebabkan kematian mendadak.

Dampak Penggunaan Alkohol

Efek jangka pendek:

  • Menimbulkan mabuk,
  • Jalan sempoyongan,
  • Kehilangan kesadaran.

Efek jangka panjang:

  • Kerusakan pada hati,
  • Kerusakan pada getah lambung,
  • Kerusakan pada sistem saraf,
  • Menyebabkan gangguan jantung,
  • Meningkatkan resiko kanker.

Dampak penggunaan Rokok

Efek jangka pendek:

  • Menimbulkan batuk,
  • Rasa tenang.

Efek jangka panjang:

  • Menyebabkan kanker paru-paru,
  • Penyempitan pembuluh darah,
  • Menyebabkan tekanan darah tinggi.

Dampak Penggunaan Nipam/Nitrazepam

Pada dosis tertentu:

  • Menimbulkan rasa tenang
  • Otot-otot mengendur

Pada dosis tinggi:

  • Menyebabkan gangguan bicara,
  • Menyebabkan gangguan persepsi,
  • Menyebabkan jalan sempoyongan,

Pada dosis sangat tinggi:

  • Menghambat pernapasan,
  • Menyebabkan koma hingga kematian.

Upaya Pencegahaan Diri dari Bahaya Zat Adiktif

Dibawah ini beberapa upaya yang dapat dilakukan agar tidak mengalami ketergantunga dari penggunaan zat-zat adiktif yang dapat merugikan diri sendiri, antara lain seperti:

  1. Mengenali dan menilai diri sendiri,
  2. Meningkatkan harga diri,
  3. Meningkatkan kepercayaan diri,
  4. Terampil mengatasi masalah dan mengambil keputusan,
  5. Memilih pergaulan yang baik,
  6. Menjaga pola hidup sehat,
  7. Melakukan kegiatan positif,
  8. Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluargam teman dan lingkungan,
  9. Memperkuat iman dan taqwa kepada Tuhan.

Meskipun demikian, tidak semua jenis zat adiktif berbahaya bagi tubuh, namun perlu dipahami bahwa sesuatu yang menyebabkan kecanduan tidak berakhir baik untuk tubuh. Sesuatu yang dikonsumsi secara wajar dan sesuai aturan tidak akan merugikan, tapi jika dilakukan secara paksa dengan menambahkan dosis dan dikonsumsi secara terus-menerus dapat merugikan tubuh kita sendiri.

Sebagai contoh, jika kita suka mengkonsumsi kopi secara berlebihan, sebaiknya segera kurangi. Karena mengkonsumsi kopi secara berlebihan terlebih ditambahkan gula yang mengandung glukosa dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas dan diabetes melitus.

Demikian artikel mengenai Pengertian Zat Adiktif dan Penjelasannya . Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.