Sel Darah Putih (Leukosit) – Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri dan Kadar Normal Sel Darah Putih dengan Penjelasan Terlengkap

Posted on

Darah memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh. Darah terdiri dari 2 komponen utama, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari 3 komponen penyusun, yaitu sel darah merah, sel darah putih dan keping darah (trombosit). Komponen-komponen penyusun darah memiliki fungsi dan perannya masing-masing.

Kali ini kita akan membahas tentang sel darah putih lengkap dengan penjelasannya. Meliputi pengertian sel darah putih, fungsi sel darah putih, ciri-ciri sel darah putih, dan struktur sel darah putih dengan penjelasannya.

Baca Juga : Jenis dan Fungsi Pembuluh Darah Pada Sistem Peredaran Darah Manusia

Pengertian Sel Darah Putih

Sel darah putih (leukosit) adalah sel darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, penyakit menular, dan zat asing lainnya. Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai macam infeksi. Sel darah putih (leukosit) memiliki jumlah komposisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah merah. Meskipun demikian, sel darah putih tetap memiliki fungsi yang cukup penting bagi tubuh, seperti melawan infeksi virus, melawan bakteri dan jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal tersebut dikarenakan sel darah putih memproduksi antibodi yang membantu memerangi zat asing tersebut.

Pada orang dewasa, normalnya jumlah sel darah putih sekitar 3.400-9.600 sel per mikroliter darah yang terdiri dari beberapa jenis. Dibawah ini merupakan beberapa jenis sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang lengkap dengan persentasi normalnya orang dewasa, yaitu:

  • Neutrofil (50-60 persen)
  • Limfosit (20-40 persen)
  • Monosit (2-9 persen)
  • Eosinofil (1-4 persen)
  • Basofil (0,5-2 persen)

Semua jenis sel darah putih memiliki tugas yang sama, yaitu menjaga sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih memiliki masa hidup yang cukup lama, biasanya dalam hitungan hari, bulan, hingga tahunan tergantung dari jenisnya. Untuk lebih jelasnya dibawah ini merupakan penjelasan tentang jenis sel darah putih dengan ciri-ciri dan fungsinya.

Baca Juga : Sel Darah Merah (Eritrosit) dan Penjelasannya

Jenis Sel Darah Putih

Berdasarkan penjelasan diatas, sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu Neutrofil, Limfosit, Monosit, Eosinofil dan Basofil.

1. Neutrofil

Neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu sekitar 2000-7500 sel/ mm3 atau sebanyak 60-70% leukosit dalam darah. Neutrofil merupakan sel berukuran sedang yang memiliki banyak intisel tidak beraturan dan memiliki berbagai fungsi dalam sel. Neutrofil masih satu kelompok granulosit karena memiliki butiran halus granula. Neutrofil juga sering disebut polymorphonuclear karena selnya memiliki bentuk yang tidak lazim.

Neutrofil merupakan sel pertama dari sistem kekebalan tubuh yang merespon dengan cara menyerang bakteri atau virus. Neutrofil bekerja dengan mengirimkan sinyal untuk memperingati sel-sel lain dalam sistem kekebalan tubuh untuk merespon bakteri atau virus tersebut. Umumnya, neutrofil ada pada nanah yang keluar dari infeksi atau luka di tubuh kita.

Neutrofil memiliki sifat fagosit sehingga dapat menyerang dengan respiratori menggunakan berbagai macam substansi yang memiliki kandungan hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas dan hipoklorit.

Neutrofil akan keluar setelah dilepaskan dari sumsum tulang dan bertahan di tubuh hanya sekitar 8 jam saja. Setiap hari, tubuh akan memprpduksi sekitar 100 miliar sel neutrofil dan akan meningkat hingga sepuluh kali lipat jika terjadi inflamasi yang kuat.

Ciri-Ciri Neutrofil

  • Berjumlah sebanyak 60-70% leukosit dalam darah,
  • Memiliki inti sel tidak beraturan,
  • Berukuran sedang,
  • Salah satu kelompok granulosit,
  • Bersifat fagosit,
  • Dapat bertahan hanya 8 jam,
  • Tubuh memprpduksi sekitar 100 miliar sel neutrofil setiap hari.

Baca Juga: Plasma Darah dan Penjelasannya

2. Limfosit

Limfosit adalah jenis sel darah putih yang memiliki jumlah sekitar 20-25% didalam tubuh, dan merupakan jumlah terbanyak kedua setelah neutrofil. Limfosit terbentuk di dalam sumsum tulang dan limfa.

Limfosit dibagi menjadi dua jenis yaitu limfosit besar dan limfosit kecil. Dalam darah putih, limfosit memproduksi sekitar 1 kubik atau sekitar 8000 sel dalam darah putih. Lemfosit dibagi menjadi 6 yaitu limfosit B, sel T helper, sel T sitotoksit, sel T memori, dan juga sel T supresor.

Jika terjadi peningkatan limfosit maka dapat menyebabkan kanker darah atau leukimia.

Fungsi Limfosit

  • Menghasilkan antibodi
  • Mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
  • Melindugi sel normal tubuh
  • Melawan kanker
  • Mengetahui patogen tertentu
  • Membuang bahan kimia dan menghancurkan patogen

Ciri-ciri Limfosit:

  • Berjumlah sekitar 20-25% dari seluruh sel darah putih
  • Terbentuk di sumsum tulang dan limfa
  • Memiliki satu intisel
  • Berwarna biru pucat
  • Memiliki bentuk oval atau bulat
  • Tidak memiliki granula dan motil
  • Tidak dapat bergerak secara leluasa

Baca Juga : Komponen dan Fungsi Darah Dalam Tubuh Manusia

3. Monosit

Monosit memiliki jumlah sekitar 1-3% sel darah putih dalam tubuh. Monosit adalah salah satu sistem kekebalan tubuh yang tidak memiliki butiran pada sel atau granula. Monosit berjumlah sekitar 200-800 sel/mm3 dalam aliran darah.

Monosit dibedakan menjadi dua jenis sel, yaitu:

  • Sel dendritik, yaitu sel sebagai penyahi antigen dengan menandai benda asing yang perlu dihancurkan oleh limfosit.
  • Makrofag, yaitu sel berukuran lebih besar dan dapat bertahan hidup lebih lama dari neutrofil, juga dapat bertindak sebagai sel penyaji antigen.

Monosit memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan jenis sel darah putih lainnya. Monosit memiliki sedikit butiran pada sitoplasma. Monosit dapat meninggalkan aliran darah dan masuk ke jaringan lain dalam tubuh dan berubah menjadi makrofag.

Setelah menjadi makrofag, selanjutnya monosit melakukan fagositosis atau memakan sel mati dan menyerang mikoorganisme. Hal ini karena monosit memiliki ukuran besar sehingga mampu mencerna partikel asing berukuran besar pada luka, tidak seperti pada jenis sel darah putih lainnya.

Fungsi Monosit

  • Menghancurkan sel-sel asing,
  • Mengangkat jaringan yang telah mati,
  • Membunuh sel sel kanker,
  • Sebagai pembersih dari fagositosis yang dilakukan neutrofil,
  • Merangsang sel darah putih lain untuk melindungi tubuh,
  • Sebagai petunjuk adanya perubahan pada kesehatan seseorang, dengan banyak tidaknya monosit yang ada dalam tubuh.

Ciri-Ciri Monosit:

  • Terdapat sekitar 1-10% monosit pada sel darah putih,
  • Waktu hidup lebih lama dibandingkan neutrofil,
  • Bersifat fagosit atau motil dengan inti yang bulat,
  • Dapat bermigrasi dengan sangat cepat,
  • Memiliki bentuk seperti kacang,
  • Memiliki peredaran darah antara 300-500 mikriliter,
  • Tidak memiliki butiran halus pada sel atau granula.

Baca Juga : Pembuluh Nadi (Arteri) dan Penjelasannya

4. Eosinofil

Eosinofil merupakan jenis leukosit yang berfungsi melawan bakteri dan infeksi parasit (cacing). Selain itu, Eosinofil juga berperan penting ketika seseorang mengalami reaksi alergi. Jumal sel Eosinofil berlebihan merupakan hasil dari respon imun terhadap zat penyebab alergi.

Eosinofil hanya berjumlah 1-4% dari sel darah putih, namun pada sistem pencernaan jumlahnya lebih banyak. Eosinofil memiliki diameter sekitar 10-12mikrometer. Eosinofil termasuk dalam kelompok granulosit yang bertugas membunuh parasit dalam jangka waktu 8-12hari. Mekanisme kerja Eosinofil yaitu dengan melepaskan racun yang dikeluarkan dari butirannya yang dapat menghancurkan patogen seperti parasit, cacing kail dan cacing pita.

Eosinofil memiliki zat kimiawi, yaitu ribonuklease, histamin lipase dan beberapa zat lainya.

Fungsi Eosinofil:

  • Melawan bakteri,
  • Mencegah alergi,
  • Merespon alergi,
  • Membunuh patogen, seperti parasit, cacing kail dan cacing pita.

Ciri-Ciri Eosinofil:

  • Memiliki intisel dengan dua lobus,
  • Bersifat fagosit dan bersifat asam,
  • Memiliki bentuk seperti bola berukuran 9mm,
  • Memiliki diameter 10-12mm,
  • Memiliki masa hidup 8-12hari,
  • Terbentuk dalam sumsum tulang,
  • Memiliki granula yang kasar dan padat,
  • Memiliki inti dibagian tengah.

5. Basofil

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang berjumlah sekitar 0,01 – 0,03% dalam tubuh. Basofil memiliki granula sitoplasmik denga jumlah dua lobus. Basofil merupakan salah satu kelompok granulosit yang mampu bergerak keluar ke arah jaringan tubuh tertentu. Basofil meningkatkan respon imun non-spesifik terhadap patogen (yaitu kuman penyebab penyakit seperti virus dan bakteri).

Basofil bekerja jika terjadi alergi terhadap tubuh dengan cara mengeluarkan histamin dan membuat pembuluh darah membesar. Peningkatan jumlah basofil terjadi ketika jumlah alergi semakin banyak. Peningkatan basofil disebut dengan Basofilia.

Fungsi Basofil:

  • Basofil memberikan reaksi terhadap alergi dan reaksi terhadap antigen dengan mengaktifkan dan mengeluarkan histamin yang membuat terjadinya peradangan,
  • Mencegah terjadinya penggumpalan pembuluh darah,
  • Membantu perbaikan luka,
  • Memperbesar pembuluh darah.

Ciri-Ciri Basofil:

  • Bersifat fagosit dan basah,
  • Terkadang berwarna biru,
  • Memiliki bentuk U dan berbintik,
  • Berdiameter 12-15mm,
  • Berjumlah 0,01-0,03% dalam sel darah,
  • Memiliki granula kasar,
  • Memiliki inti tidak bersegmen,
  • Terbentuk di sumsum tulang.

Baca Juga : Pembuluh Kapiler dan Penjelasannya

Kadar Normal Leukosit

Menurut standar yang disebutkan American Associaton of Family Physician (AAFP), kadar normal leukosit jika dihitung berdasarkan ketogori usia antara lain:

  • Anak bayi baru lahir: 13.000-38.000/mcL
  • Bayi dan anak-anak: 5.000-20.000/mcL
  • Orang dewasa: 4.500-11.000/mcL
  • Wanita hamil (trimester tiga): 5.800-13.200/mcL

Leukosit memiliki peranan yang cukup penting untuk menjaga sistem kekebalan imunitas tubuh. Jika jumlah leukosit dalam darah terlalu rendah maka rentan terkena penyakit. Sednagkan jika leukosit terlalu tinggi juga dapat membahayakan tubuh.

Jumlah leuoksit rendah yaitu kurang dari 4.000-4.500 per mikroliter, dapat menandakan bahwa tubuh kemungkinan tidak dapat melawan infeksi seperti seharusnya. Kondisi ini disebut dengan leukopenia.

Terdapat beberapa penyebab kekurangan sel darah putih, antara lain:

  • Infeksi parah,
  • Penyakit autoimun seperti penyakit lupus,
  • Kerusakan atau gangguan sumsum tulang, termasuk anemia aplastik.

Sedangkan jika kadar leukosit tinggi, yaitu diatas 11.000/mcL maka menandakan bahwa tubuh mengalami suatu infeksi atau kondisi serius yang perlu diketahui penyebabnya. Kondisi ini disebut dengan lekositosis.

Berikut ini beberapa penyebab tingginya kadal sel darah putih dalam tubuh, antara lain:

  • Terjadi infeksi,
  • Adanya kanker seperti leukemia, limfoma, dan mieloma, akibat karena banyaknya sel darah putih yang diproduksi,
  • Adanya peradangan seperti penyakit radang usus dan gangguan autoimun,
  • Adanya trauma tubuh dan mental seperti patah tulang atau stress,
  • Adanya kehamilan yang dapat meningkatkan sel darah putih,
  • Adanya asam dan alergi yang juga dapat meningkatkan sel darah putih.

Demikian artikel mengenai Sel Darah Putih (Leukosit) dan Penjelasannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.