6 Perbedaan Rangkaian Listrik Seri dan Paralel dengan Penjelasan Terlengkap

Posted on

Listrik merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Listrik memiliki dua rangkaian utama yaitu rangkaian seri dan paralel serta rangkaian campuran yaitu gabungan dari rangkaian seri paralel.

Setiap rangkaian memiliki perbedaan masing-masing, mulai dari rangkaian, cara pemasangan hingga biaya pemasangannya. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan perbedaan rangkaian listrik seri dan paralel dan penjelasannya.

Baca Juga : Arus Listrik dan penjelasannya

Perbedaan Rangkaian Listrik Seri dan Paralel

Pengertian Rangkaian Seri dan Paralel

Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah rangkaian arus listrik yang disusun berderetan atau berurutan antara komponennya.

Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disusun sejajar atau memiliki cabang, dengan input dari setiap komponen yang digunakan berasal dari komponen yang sama.

Kelebihan Rangkaian Seri dan Paralel

Kelebihan Rangkaian Seri

  • Lebih praktis dalam memasangnya
  • Memiliki daya hantar yang lebih stabil sehingga arus listrik terbagi secara merata
  • Perlengkapan dalam menggunakannya lebih sederhana
  • Memiliki kemampuan deteksi lebih cepat ketika terjadi kerusakan
  • Kuat arus listrik yang mengalir adalah sama dan lebih hemat.

Kelebihan Rangkaian Paralel

  • Jika ada komponen yang bermasalah, maka komponen yang lainnya tidak ikut bermasalah
  • Memiliki energi potensial yang sama pada tiap titik rangkaian
  • Jika digunakan pada pemasangan bohlam dalam rangkaian, maka nyala bohlam tidak berbeda antara yang terdekat dan yang terjauh dari sumber tegangan.

Kekurangan Rangkaian Seri dan Paralel

Kekurangan Rangkaian Seri

  • Harus memiliki aliran listrik yang harus stabil dan tinggi
  • Jika ada komponen yang bermasalah, maka komponen yang lainnya ikut bermasalah
  • Memiliki energi potensial yang beda, jadi jika digunakan pada rangkaian bohlam memberikan nyala yang tidak sama.
  • Bohlam yang terjauh dari sumber tegangan memiliki nyala lebih redup karena memiliki satu sumber listrik.

Kekurangan Rangkaian Paralel

  • Rangkaian paralel lebih boros listrik dan pemakaian komponen penyusun,
  • Memiliki kuat arus yang berbeda di antara satu titik dengan titik yang lainnya.

Baca Juga : Arus Bolak Balik dan penjelasannya

Perbedaan Susunan Rangkaian Seri dan Paralel

Perbedaan rangkaian seri dan paralel ada pada bentuk rangkaiannya. Bentuk rangkaian tersebut juga menentukan komponen yang digunakan untuk menyusunnya. Bentuk rangkaian seri dan rangkaian paralel sangat jelas terlihat dari bentuk rangkaian lurus atau bercabang pada rangkaian. Ddibawah ini merupakan susunan rangkaian seri dan rangkaian paralel, antara lain:

Susunan Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri tidak memiliki cabang rangkaian, alur listrik dari sumber tegangan akan menuju pada hambatan dengan menggunakan satu kabel saja.

Susunan Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel memiliki rangkaian yang lebih kompleks karena terdapat percabangan pada rangkaiannya. Pada rangkaian paralel terdapat pembagian arus yang terjadi menuju hambatan yang letaknya tidak dalam satu garus lurus seperti rangkaian seri.

Perbedaan Komponen Rangkaian Seri dan Paralel

Rangkaian seri dan paralel memiliki susunan rangkaian yang berbeda karena jumlah komponen yang digunakan juga berbeda. Selain itu jumlah hambatan yang diberikan pada kedua rangkaian tersebut juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dibawah ini merupakan perbedaan komponen pada rangkaian seri dan rangkaian paralel:

Komponen Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri komponen yang digunakan hanya sumber tegangan, kabel dan hambatan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti sumber tegangan, kabel, saklar dan bohlam lampu sesuai kebutuhan.

Komponen Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel memiliki jumlah komponen yang lebih banyak. seperti jumlah saklar yang lebih banyak dari rangkaian seri dan kabel yang lebih panjang.

Baca Juga : Efek Fotolistrik dan penjelasannya

Rumus Rangkaian Seri dan Paralel

Selain perbedaan yang sudah dijelaskan diatas, perbedaan lainnya juga ada pada rumus rangkaian seri dan paralel. Dalam rumus perhitungannya, rangkaian seri dan paralel memiliki perbedaan yang berlawanan. Berikut persamaan yang digunakan, antara lain:

1. Kuat Arus pada Rangkaian Seri dan Paralel

Kuat Arus Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, jumlah muatan listrik yang mengalir di setiap hambatan adalah sama. Maka hambatan pada satu titik akan sama dengan titik yang lain. Rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

I = I1 = I2 = I3 = I4

Kuat Arus Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel, total kuat arus adalah hasil dari penambahan kuat arus yang ada pada hambatan. Rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

I = I1 + I2 + I3 + I4

2. Kuat Tegangan pada Rangkaian Seri dan Paralel

Tegangan adalah besarnya energi potensial (V) dalam sebuah medan listrik dengan satuan Volt. Berikut rumus yang digunakan pada rangkaian seri dan paralel.

Kuat Tegangan Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, energi potensial atau tegangan nilainya tidak dapat disamakan dengan kuat arus. Rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

V = V1 + V2 + V3 + V4

Kuat Tegangan Rangkaian Paralel
Penghitungan tegangan rangkaian paralel adalah sama pada semua titik. Energi potensial total nilainya akan sama dengan energi potensial pada semua titik. Rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

V = V1 = V2 = V3 = V4

3. Besar Hambatan pada Rangkaian Seri dan Paralel

Pada rangkaian seri dan paralel, hambatan diketahui denga melakukan perbandingan antara tegangan dan kuat arus listrik yang lewat suatu titik dalam satu rangkaian. Berikut rumus besar hambatan yang digunakan pada rangkaian seri dan paralel.

Besar Hambatan Rangkaian Seri
Besar hambatan total pada rangkaian seri adalah penjumlahan dari seluruh hambatan dalam rangkaian listrik. Rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

R = R1 + R2 + R3 + R4

Besar Hambatan Rangkaian Paralel
Hambatan pada rangkaian paralel antara satu titiknya tidak sama. Hal ini karena dalam rangkaian listrik paralel terjadi percabangan. Maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut:

⅟R = ⅟R1 + ⅟R2 + ⅟R3 + ⅟R4

Baca Juga : Kapasitor dan Penjelasannya

Demikian artikel mengenai Kapasitor dan Penjelasannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.