Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Unsur-unsur tabel periodik dikelompokkan menjadi beberapa golongan, seperti golongan logam alkali, logam alkali tanah, halogen, gas mulia, dan unsur transisi. Dari golongan-golongan tersebut, terdapat salah satu golongan yang unsurnya memiliki sifat yang sulit bereaksi dengan unsur lainnya, yaitu gas mulia.
Lalu kenapa unsur-unsur gas mulia sulit bereaksi dan apa saja unsur-unsur dalam golongan gas mulia? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gas mulia, berikut ini akan kami jelaskan secara lengkap tentang gas mulia, seperti unsur-unsur gas mulia, sifat-sifat gas mulia, kegunaan gas mulia dan contoh soal gas mulia dengan penjelasannya.
Baca Juga : Titrasi Asam Basa dan Penjelasan Terlengkap
Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut sebagai gas mulia karena seluruh unsur pada golongan gas mulia berwujud gas dan memiliki konfigurasi elektron yang stabil, sehingga sulit untuk berreaksi dengan unsur lainnya.
Unsur-unsur gas mulia terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn).
Gas mulia adalah gas monoatomik yang mampu berdiri sendiri yang ditemukan dialam dalam keadaan bebas. Helium (He) merupakan unsur gas mula yang paling banyak terdapat di alam khususnya di matahari. Sedangkan unsur gas mulia lainnya terdapat di atmosfer dalam jumlah sedikit.
Baca Juga : Hidrokarbon dan Penjelasannya
Sifat Sifat Gas Mulia
Gas mulia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sifat atomik, sifat fisis, dan sifat kimia. Berikut penjelasannya
Sifat Atomik
Pada sifat atomik molekul gas mulia terdiri dari satu atom (monoatom). Jika dilihat dari atas kebawah (helium ke radon) unsur gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin besar. Namun seiring bertambahnya jari-jari atom, energi ionisasinya semakin kecil sehingga semakin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur pada pada sifat atomik memiliki konfigurasi elektron berakhiran 2 dan 8 yang menandakan seluruh elektron pada kulit yang sudha berpasangan.
Sifat Fisis
Pada sifat fisis, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah. Titik didih dan titik leleh pada unsur gas mulia lebih kecil dari suhu kamar (25o C), sehingga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur gas mulia dari atas ke bawah (helium ke radon) akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan (densitas) unsur gas mulia akan semakin bertambah dari atas ke bawah.
Sifat Kimia
Berdasarkan sifat kimia, unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil akibat semua elektron pada kulit bagian luar sudah berpasangan/penuh. Hal tersebut yang menyebabkan gas mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Namun, kini terdapat beberapa unsur gas mulia yang dapat bereaksi dengan unsur lain yang sangat elektronegatif yaitu xenon dan kripton. Selain itu, konfigurasi elektron yang stabil juga menyebabkan gas mulia yang biasa digunakan sebagai penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
Baca Juga : Kimia Organik dan Penjelasannya
Unsur-Unsur dan Kegunaan Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Lebih jelasnya berikut penjelasan dan kegunaan unsur gas mulia.
Baca Juga : Fermentasi dan Penjelasannya
Helium (He)
Helium merupakan unsur gas mulia nomor dua terbanyak di alam semesta setelah hidrogen. Helium terbentuk dari peluruhan zat radioaktif yaitu uranium dan thorium. Gas tersebut merupakan zat ringan dan tidak mudah terbakar. Helium berbentuk gas namun dapat dicairkan dalam suhu yang sangat rendah dan tekanan yang tinggi.
Helium tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak beracun. Namun, jika helium terhirup oleh tubuh, gas ini dapat menyebabkan suara menjadi tinggi, sakit kepala dan perasaan tercekik. Pada wujud cair helium digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
Neon (Ne)
Neon pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Sir William Ramsay dan Morris M. Travers pada tahun 1898 di London, Inggris. Pada saat itu, Ramsay mendinginkan beberapa sampel udara menjadi cairan dan memanaskan cairan tersebut, lalu ia mengambil gas yang keluar pada saat caira itu mendidih. Selanjutnya Ramsay memisahkan isa-sisa gas yang belum teridentifikasi dan menemukan zat-zat baru yaitu kripton dan neon.
Neon tidak memiliki warna, neon memancarkan warna orange kemerahan jika berada pada medan listrik bertegangan tinggi. Selain sebagai pengisi lampu neon, unsur gas mulia juga berfungsi sebagai penangkal petir, pengisi tabung televisi, dan wujud cair neon dapat digunakan sebagai zat pendingin.
Baca Juga : Larutan Penyangga dan Penjelasannya
Argon (Ar)
Argon merupakan gas terbanyak nomor tiga dalam atmosfer bumi setelah nitrogen dan oksigen. Argon terbentuk dari peluruhan zat radioaktif berupa kalium yang ada di kerak bumi. Argon memiliki tingkat kelarutan dalam air yang sama dengan oksigen, bahkan memiliki 2,5 kali lebih mudah larut dibandingkan dengan nitrogen.
Argon memiliki sifat tidak reaktif (inert), tidak mudah terbakar, dan tidak beracun. Ketika argon berada dalam medan listrik, argon akan berubah warna menjadi ungu. Argon memiliki banyak fungsi seperti di gunakan di bidang industri, baik yang berwujud gas ataupun cair. Kagunaan argon lainnya yaitu sebagai inert melindungi dari bunga api listrik saat proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainnya, selain itu digunakan juga sebagai lapisan pelindung pada pembuatan kristal silikon dan germanium.
Kripton (Kr)
Kripton adalah gas paling langka di atmosfer dari unsur-unsur gas mulia lainnya. Kripton ditemukan oleh ahli kimia bernama Sir William Ramsay dan Morris M. Travers yang tercipta dari sisa-sisa gas pada sampel udara cair yang dipanaskan kembali hingga mendidih.
Pada kondisi normal, kripton memiliki sifat tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, jika diletakkan pada medan listrik bertegangan tinggi, kripton akan memancarkan cahaya berwarna putih.
Baca Juga : Ikatan Kimia dan Penjelasannya
Xenon (Xe)
Unsur xenon juga ditemukan oleh Sir William Ramsay dan Morris M. Travers di tahun yang sama. Xenon ditemukan dalam bentuk residu yang tersisa akibat pemanasan sampel udara cair. Xenon adalah gas berat yang langka dan tidak berbau.
Xenon bersifat tidak reaktif pada sebagian besar bahan kimia. Pada medan listrik bertegangan tinggi, xenon akan memancarkan cahaya berwarna biru. Xenon tidak berarun, meskipun memiliki sifat oksidasi yang kuat. Senyawa xenon saat ini telah banyak di buat, contohnya seperti xenon trioksida (XeO3) dan xenon tetraoksida (XeO4) yang sangat eksplosif (mudah meledak).
Radon (Rn)
Radon merupakan unsur gas mulia yang memiliki sifat radioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium zat kimia radioaktif dari unsur logam. Radon memiliki sifat tidak mudah bereaksi secara kimia namun berbahaya bagi kesehatan karena memiliki sifat radioaktif.
Radon tidak memiliki warna, namun jika didinginkan hingga menjadi beku (padat), radon berubah berwarna kuning, sedangkan radon berwujud cair memiliki warna kemerahan. Meskipun radon digunakan sebagai radioterapi penyakit kanker, jika gas radon terhirup cukup banyak dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru. Selain itu, Radon juga berperan sebagai sistem peringatan gempa.
Baca Juga: Hidrolisis dan Penjelasannya
Demikian artikel mengenai Unsur Unsur Gas Mulia dan Penjelasannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda mengenai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.